AGAMA KATOLIK
Agama Kristiani mendapat
asal-usul pada Yesus dari Nasaret dan gerakannya. Dengan hidup dan ajaran serta
kematiannya, Yesus (bagaikan nabi) memaklumkan bahwa Allah bertindak dengan
manusia. Mereka yang bergabung pada gerakan Yesus itu mengerti bahwa:
a. Pada pewartaan Yesus, Dia yang adalah awal dan akhir hidup serta memanggil
Abraham dan Musa, menyapa manusia, sekarang ini juga, sedemikian rupa, sehingga
manusia tidak dapat mengelakkan jawaban (Kerajaan Allah);
b. Pada tindakan Yesus, Allah yang oleh Yesus disebut Bapa, menawarkan
kehidupan-Nya kepada semua orang, agar mereka punya hidup dalam kelimpahan;
c. Pada kematian Yesus, terbuka jalan supaya segala yang hidup menemukan hidup
dalam Allah.
PENGERTIAN ASAL USUL DAN
PERKEMBANGAN AGAMA KATOLIK (AGAMA KRISTIANI)
Sesuai dengan petunjuk
sejarah, Yesus Kristus adalah pembawa agama Kristen. Ia berasal dari Nazaret,
lahir kurang lebih pada tahun ke-4 sebelum Masehi, tetapi sebagian ada yang
berpendapat antara di Galilea dan kemudian meluas di kalangan penduduk
Palestina. Ia dipercayai membawa kabar gembira tentang penebusan dosa di
samping memperlihatkan banyak mukjizat. Untuk kelanjutan ajaran yang dibawanya
ia mengangkat 12 orang rasul. Satu tahun sebelum ia meninggal dunia di kayu
salib pada 7 April 30 M. Ketika berusia lebih kurang 30-31 tahun, Yesus telah
membentuk gereja di Yerussalem, yaitu ketika ia menunjuk Petrus, salah seorang
muridnya yang dubelas, sebagai kepala gereja. Dalam Injil Matius (16:18)
disebutkan: “Dan akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu
karang ini aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan
mengusasinya”. Bahkan Yesus mengangkat Petrus sebagai Kepala gereja yang
tertinggi, sebagaimana diisyaratkan dalam Injil Yahya 921:17).
Pada awal mulanya jemaat
Kristen terdiri dari orang-orang Yahudi. Merekalah yang disebut dengan jemaat
purba atau jemaat Yerussalem, atau ada pula yang menyebut mereka dengan jemaat
Nazaret. Agama Kristen pada mulanya adalah untuk bangsa Yahudi, suatu agama
nasional bangsa Yahudi. Akan tetapi, ketika Petrus bekerja di Yerussalem. Ini
berarti bahwa agama yang bersifat internasioanl. Hal inilah yang merupakan
permasalahan bagi gereja Yerussalem sehingga Petrus menghadapi perlawanan. Pada
tahun 42 M. Ia pindah ke Roma secara misterius, dan penjadi paus yang pertama
di sana. Petrus menjabat sebagai paus selama 25 tahun dan meninggal dunia pada
67 M. Petrus adalah orang pertama dalam gereja dan dianggap jemaat induk di
Yerussalem.
Selain Petrus, Paulus
adalah seorang rasul yang mempunyai peranan besar dalam penyiaran agama
Kristen. Is berasal dari Tarsus di Silsilia, tetapi juga orang Yahudi
sebagaimana halnya Petrus. Pada mulanya ia menjadi penentang agama Kristen.
Pada tahun 36 Masehi ia pergi ke Damaskus untuk mencari orang-orang Kristen
untuk disiksanya. Tetapi di depan pintu gerbang kota tersebut, konon Yesus
menampakkan diri padanya sehingga ia jatuh pingsan. Setelah siuman, ia lantas
bertaubat dan kemudian dipermandikan. Dalam sejarah hidupnya disebutkan bahwa
ia menyiarkan agama Kristen karena mendapat wahyu dari Tuhan, sekalipun ia
bukan murid Yesus dan belum pernah berjumpa dengan Yesus.
Dalam menyiarkan agama
Kristen, Paulus sama sekali tidak berhubungan dengan para rasul di Yerussalem.
Namun perkembangan agama Kristen semakin pesat, baik karena kegiatan para rasul
maupun karena hasil pekerjaan Petrus dan Paulus. Kemajuan agama tersebut bukan
tanpa menghadapi rintangan-rintangan. Petrus dan Paulus mendapat tantangan dari
kaum Yahudi sehinnga berkali-kali ditangkap oleh penguasa Roma dan
dipenjarakan.
Permasalahan serius yang
pernah dihadapi oleh Paulus dan Petrus adalah “pertobatan orang kafir, apakah
harus mentaati persunatan dan hukum Musa lainnya, di samping permandiannya”.
Dalam konsili Yerussalem, kurang lebih tahun 48-50 M, berhasil diputuskan bahwa
bekas penuja berhala dibebaskan dari persunatan dan undang-undang Musa. Dalam
kesempatan itu Petrus mengemukakan: “Allah telah mengaruniakan Roh Kudus kepada
mereka, sama seperti kaum Yahudi. Tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan
berkas penyembah berhala. Mereka pun dapat dikuduskan karena kepercayaannya”.
Dekrit Paulus ini menjadi pertanda adanya kekuasaan mengajar gereja Kristus
yang dengan bantuan Roh Kudus dapat menyelesaikan masalah kepercayaan dan
kesusilaan. Petunjuk lain ialah rahmat Yesus Kristus, dan bahwa sunat dan adat
istiadat Yahudi tidak ada hubungannya dengan “keselamatan”.
Paulus bekerja sampai ke
Yunani dan Eropa. Ia bekerja di kota-kota provinsi dan membentuk jemaat gereja.
Ajaran Paulus yang dianggap baru ialah anggapan bahwa Yesus adalah Kristus atau
Tuhan. Paulus meninggal dunia dalam tahun yang sama dengan Petrus, yaitu 67 M,
kedua-duanya di Roma.
SUMBER POKOK AGAMA
KATOLIK
Secara garis besar,
sumber poko agama Katolik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Hidup, keyakinan dan usaha dari jemaat-jemaat sepanjang sejarah: tradisi
Kitab Suci sebagai Kisah Awal Jemaat Kristiani.
2. Kesepakatan-kesepakatan antar jemaat mengenai keyakinan imam (rumus-rumus
hasil “konsili” --pertemuan dari segenap jemaat-- mengenai imam, ibadat dan
hidup).
3. Tradisi tidak tertulis: kebiasaan-kebiasaan (ibadat) dan moral.
POKOK-POKOK AJARAN AGAMA
KATOLIK
1. Orang beriman (Kristiani) berbakti demi hidup manusia: keadilan dan hormat
pada manusia.
2. Orang beriman (Kristiani) berbakti kepada Allah demi hidup manusia:
mengasihi Allah dan mengasihi manusia.
3. Orang beriman (Kristiani) berbakti kepada Allah bersama dengan Yesus: hidup
orang Kristiani mengikuti hidup Yesus.
4. Orang beriman (Kristiani)-Katolik berbakti kepada Allah demi hidup manusia,
bersama dengan Yesus – bersekutu dengan orang Kristiani lainnya: ibadat bersama
orang Kristiani.
SISTEM KEPERCAYAAN AGAMA
KATOLIK
Ajaran ketuhanan dalam
agama kristen, termasuk gereja Roma Katolik, adalah sebagaimana tercantum dalam
kredo Ima Rasuli, yaitu Tritunggal yang terdiri dari Allah Bapa, Allah Putra
dan Roh Kudus. Ketiga-tiganya adalah pribadi Allah dan ketiga-tiga pribadi
tersebut adalah Allah. Semuanya Mahakudus, Mahasempurna, Mahatahu, Mahakuasa,
dan kekal. Oleh karena itu ketiga-tiganya disembah dengan cara yang sama.
Sekalipun terdiri dari tiga pribadi namun hanya satu Allah, yang masing-masing
memiliki satu pengetahuan Ilahi, satu kehendak Ilahi, satu kehidupan Ilahi,
sehingga disebut dengan Tritunggal yang Mahakudus. Secara ringkas, sistem
kepercayaan ummat Kristen tersebut akan diuraikan berikut ini:
1.
Allah Bapa
Allah Bapa adalah
Pencipta langit dan bumi serta segala yang terdapat di dalamnya. Allah Bapa ada
di dalam surga. Allah adalah Mahakasih terhadap segala ciptaan-Nya terutama
kepada manusia. Oleh karena itu Allah senantiasa mencampakkan Diri-Nya kepada
manusia, sebagaimana pernah dilakukannya kepada Nabi Musa (Kel. 3:1-16). Allah
selalu bersabda kepada manusia sebagaimana digambarkan dalam Perjanjian Lama,
yaitu bahwa Allah bersabda melalui bangsa-bangsa dan para nabi. Tujuan Allah
menampakkan Diri dan bersabda melalui para nabi itu adalah untuk menunjukkan
kepada manusia siapa Dia dan apa yang dilakukan-Nya. Namun penampakkan Allah
dengan cara-cara seperti itu masih memungkinkan manusia jatuh ke dalam
kesalahan dalam memandang Diri-Nya. Puncak penampakan Allah kepada manusia itu
ialah kedatangan-Nya ke dunia ini dalam diri Yesus Kristus sebagai tanda
kasih-Nya.
Oleh karena itu, Allah
tidak saja berada di surga tetapi juga di dunia ini (immanent), bahkan jiwa
manusia dapat menjadi tempat kediaman-Nya. Demikianlah keadaannya sehingga
Allah mendengar do’a manusia, melihat mata hati manusia dan menangkap getaran
jiwanya. Allah juga mengetahui pikiran dan harapan manusia. Manusia tidak dapat
mengenal dan memandang Allah seandainya Doa tidak menampakkan dan mendekatkan
Diri kepada manusia. Tidak ada yang dapat mendekati Allah jika Allah tidak
mengangkat manusia ke arah Diri-Nya.
Allah Bapa adalah kekal
adanya. Tiada berpermulaan dan tidak berpenghasilan. Senantiasa ada dan akan
selalu ada. Allah tidak berubah seperti ciptaan-Nya. Allah Bapa juga selalu
memelihara ummat manusia dan segala ciptaan lainnya.
Allah tidak menghendaki
kesengsaraan bagi manusia dan tidak menginginkan manusia terkena mati. Sengsara
dan maut datang di dunia karena dosa. Dosa manusia itulah yang mendatangkan
sengsara bagi dirinya sendiri dan bagi sesama manusia. Jika Tuhan mendatangkan
kesengsaraan kepada manusia maka itu adalah tidak lain untuk keselamatannya
sendiri. Sengsara dapat merupakan hukuman yang bermanfaat di samping juga dapat
merupakan cara untuk memurnikan manusia.
2.
Yesus Kristus
sebagai Penebus
Dalam kredo disebutkan :
“Dan akan Yesus Kristus Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita”. Umat Kristiani
pada umumnya yakin bahwa Yesus adalah Tuhan. Ia adalah Putra Allah yang
dijanjikan dalam Perjanjian Lama. Tuhan yang Mahakasih telah berjanji akan
mengutus seorang Penebus ke dunia, yang akan menebus dosa asal manusia serta
segala akibatnya. Penebus tersebut tidak lain adalah Yesus Kristus yang di
dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru digambarkan lahir di Betlehem dari
seorang anak dara perawan, dan mampu memperbuat mukjizat. Ia adalah Imam yang
banyak menderita dan akan wafat demi kecintaannya kepada manusia. Menurut
Perjanjian Lama, Sang Penebus itu akan diurapi sehingga digelari dengan
Messiah, al-Masih atau Kristus.
Yesus Kristus diutus ke
dunia untuk melawan kejahatan dan untuk mendirikan kerajaan Allah. Sekalipun
manusia telah jatuh ke dalam dosa sehingga terbuang dari taman firdaus dan
tercampak di dunia, namun Allah yang Mahakasih datang ke dunia untuk
menyelamatkan manusia dari hukuman dosa dan membebaskannya dari dosa asal.
Yesus datang untuk memberitakan bahwa kerajaan Allah sudah dekat.
Yesus sebagai Tuhan
berbuat mukjizat sebagai bukti bahwa kerajaan Allah sudah dekat, seperti antara
lain mukjizat menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, memberi makan
orang banyak di padang gurun dengan cara yang ajaib. Maksud kerajaan Allah
digambarkan dalam ayat berikut: “Bila Aku membuang roh jahat dengan Roh Allah,
niscaya Kerajaan Allah pun sudah datang di tengah-tengah kamu” (Mat. 12:28).
Mukjizat-mukjizat itu juga menjadi bukti bahwa Ia adalah al-Masih yang
dijanjikan.
Sesuai dengan bunyi kredo
yang di sebutkan di muka, Yesus adalah Tuhan. Dalam Injil Matius (3:17)
disebutkan : “Inilah Putera kekasihku,
yang berkenaan kepadaku”. Ia sendiri mengaku sebagai putera Allah: “Aku dan
Bapa adalah satu” (Yoh. 10:30). Para rasul juga mengakui bahwa Yesus adalah
putra Allah, dan pengakuan sebagai “Putra” Allah ini sudah cukup membuktikan
bahwa Ia adalah sungguh-sungguh Allah, sehakikat dengan Allah, sebagaimana
diucapkan dalam kredo misa: “Aku dari Allah, Terang dari Terang, Allah yang
benar dari Allah yang benar... sehakikat dengan Bapa”.
Dalam kepercayaan roma
Katolik dan umumnya ummat Kristiani, Yesus selain diyakini sebagai Tuhan juga
diyakini sebagai manusia. Yesus adalah manusia sebagaimana manusia pada
umumnya, yaitu memiliki darah, tubuh, daging dan jiwa, merasakan haus dan
lapar, senang dan duka. Tetapi ia tanpa dosa. Ia lahir dari seorang ibu, namun
dikandung dari Roh Kudus. Inilah yang sekaligus menunjukkan bahwa Yesus adalah
Tuhan dan manusia. Dalam kredo disebutkan: “Yang dikandung dari Roh Kudus,
dilahirkan dari perawan Maria”.
Yesus sebagai Tuhan tidak
saja dalam tugasnya di dunia, tetapi sudah sejak azali. Yesus bersama Roh Kudus
dan Allah Bapa sejak kekal sudah satu adanya inilah yang dimaksudkan dalam
kitab suci: “Dengan sesungguhnya Aku berkata kepada kamu: sebelum Ibrahim
terjadi, Aku sudah ada” (Yah. 8:58).
Tegasnya, gereja Roma
Katolik mempercayai dan mengajarkan bahwa Yesus adalah Allah dan manusia, dan
bahwa Yesus mempunyai kodrat Allah dan kodrat manusia. Yesus menjadi manusia
untuk melaksanakan kehendak dan Rencana Allah Bapa dari surga. Ia memberi
teladan bagaimana cara hidup untuk menuju ke kerajaan Allah. Untuk itu Ia
mempunyai tugas menebus dosa manusia.
Doktrin Kristiani memang
mengajarkan kepercayaan bahwa Yesus lah yang menanggung sengsara di kayu salib,
bukan orang lain, bukan penjahat, tetapi Tuhan sendiri. Yesus wafat dan
dimakamkan. Yesus rela mati disalib karena dengan demikian berarti dia memenuhi
kehendak Allah Bapa untuk menebus dosa manusia. Tanpa itu, dosa manusia tidak
akan terampunkan. Tiang salib merupakan tanda atau saksi bahwa Yesus mencintai
Bapa dan mencintai manusia. Kesengsaraan Yesus di kayu salib juga diperingati
oleh gereja Roma Katolik pada hari-hari Jum’at. Lonceng gereja yang dibunyikan
pada hari kamis malam merupakan tanda peringatan kesengsaraan Tuhan Yesus, dan
pada hari Jum’at untuk memperingati kesengsaraan dan wafatnya.
Dengan demikian Yesus di
kayu salib, terlaksanalah pengampunan dosa-dosa manusia, baik dosa asal, maupun
dosa perorangan. Dengan wafatnya Tuhan maka sekaligus pula berarti syaitan
telah terkalahkan. Sehingga tidak ada lagi hukuman bagi orang yang beriman.
Kematian Yesus menyebabkan kembalinya kehidupan yang kekal bagi manusia. Yesus
memberikan rahmat kepada manusia dan menyebabkan manusia menjadi anak Allah
kembali. Itu semua akibat keikhlasan dan kesetiaan Yesus untuk disalib. Karena
Ia, maka manusia ditebus dan diselamatkan.
3.
Roh Kudus
Roh kudus keluar dari
Allah Bapa dan Allah Putra. Roh Kudus diutus oleh Yesus Kristus, dari Bapa,
kepada manusia, karena Yesus tidak mengehendaki manusia itu sendirian. Roh
Kudus turun ke dunia, yaitu kepada para rasul dan murid-murid Yesus dan
selanjutnya pada gereja di hari pantekosta, hari kelima puluh sesudah paskah atau
pada hari kesepuluh sesudah kenaikan Yesus ke surga. Dapat dikatakan bahwa yang
bekerja di dunia sekarang ini adalah Roh Kudus.
Mula pertama Roh Kudus
turun kepada para rasul dan murid-muridnya sehingga dalam seketika mereka
menjadi memiliki keberanian, menjadi orang-orang yang sabar dan gembira dalam
penderitaan hidup karena iman mereka. Roh Kudus menjadi pendorong yang
menyebabkan mereka giat bekerja karena keimanan mereka terhadap apa yang pernah
diberitakan oleh Yesus Kristus.
Apabila seseorang dipenuhi
oleh Roh Kudus, maka ia akan memiliki apa yang dalam gereja Roma Katolik
disebut dengan “Kehidupan Berahmat”, yaitu sebagai orang yang termasuk suci
tanpa dosa-dosa kecil sekalipun. Orang tersebut telah memliki suatu kehidupan
adikodrati karena Roh Kudus sudah ada di dalam tubuhnya, bahkan Bapa dan Putra
pun ada dalam diri orang tersebut. Inilah yang dimaksud oleh Paulus dengan
perkataannya: “Tidakkah kamu tahu bahwa kamu itu bait Allah dan Bahwa Roh Kudus
tinggal di dalam hatimu” (1Kor.3:16).
4.
Malaikat
Menurut ajaran Roma
Katolik, Malaikat adalah makhluk Allah yang berujud roh, mempunyai akal dan
memiliki kehendak bebas. Kitab suci menceritakan beberapa nama malikat seperti
malaikat Gabriel, Mikail, Rafail, Kerubin dan Serafin. Pada mulanya Allah
menciptakan malaikat dengan maksud agar mereka berbakti kepada Allah dan hidup
kekal selam-lamnya bersama Allah. Untuk itu mereka diberi suatu kebahagiaan
kehidupan Ilahi, dan sebagaimana halnya Adam dan Hawa ditempatkan dalam taman
firdaus. Tetapi dalam masa percobaan yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka,
ada sebagian malaikat yang berbuat durhaka sehingga dimasukkan ke dalam neraka.
Malaikat yang durhaka tersebut disebut dengan roh jahat, yang pemimpinnya
adalah iblis. Roh jahat membenci manusia dan Tuhan serta selalu berusaha
menggoda manusia sehingga merugikan tubuh dan jiwa manusia. Oleh karena itu
kedudukan malaikat dalam ajaran gereja Roma Katolik tidak menentukan dan tidak
memegang peranan penting dalam penyelamatan manusia sekalipun selalu mendorong
manusia berbuat baik dan mengusir syetan dari manusia.
Adapun para malaikat,
tetap setia selalu menyembah dan memuji Tuhan, serta mengabdi kepada-Nya. Para
malaikatlah yang selalu setia menyampaikan kehendak Allah kepada manusia, dan
berdo’a kepada Tuhan untuk kepentingan manusia adalah Santo Mikail yang selalu
melawan roh jahat (syetan). Bagi setiap orang ada malaikat yang melindungi dan
menjaganya dari segala godaan syetan dan membimbing serta mendorongnya menuju
segala kebaikan.
5.
Maria, Bunda
Tuhan
Kedudukan Maria dalam
keyakinan gereja Roma Katolik, adalah jauh di atas para malaikat dan manusia,
karena sebagaimana ditetapkan oleh gereja Roma Katolik pada 8 Desember 1854, ia
luput dari dosa perorangan. Dalam kehidupannya pun ia tetap suci dan tetap
perawan. Santo Perawan Maria diperingati setiap tanggal 8 Desember sebagai
bunda Tuhan yang tidak bernoda, setiap 25 Maret karena ia menerima kabar
gembira mengandungkan Yesus Sang Penebus, dan pada setiap 25 Desember bersamaan
dengan peringatan hari Natal.
6.
Alam Semesta
Gereja Roma Katolik juga
mengajarkan bahwa alam semesta ini adalah ciptaan Allah. Allah menciptakan
dunia dengan tujuan memberikan segala kebaikan-Nya yang tak terhingga. Jadi,
jagad raya ini mencerminkan kemulian-Nya, dan karenanya segala ciptaan-Nya
menerima kebaikan-nya. Dengan kebaikan Allah itu pula segala ciptaan-Nya
mengenal-Nya, mencintai-Nya, memuliakan-Nya dan mengabdi kepada-Nya untuk
memperoleh kebahagiaan selam-lamanya. Karena Tuhan menciptakan dunia seprti itu,
maka Dia juga memeliharanya, mengurusnya dan membimbingnya menuju tujuan akhir.
Semua makhluk adalah milik-Nya dan berada di bawah perlindungan-Nya.
Dengan perantaan alam,
manusia dapat mengenal dan mengetahui adanya Tuhan. Pada sisi lain, hati nurani
manusia juga memperoleh bisikan yang memberinya petunjuk mana yang baik dan
mana yang buruk. Tetapi, melalui alam ini, atau dengan kemampuan nurani
tersebut, manusia hanya dapat mengetahuinya adalah rencana Tuhan tentang
keselamatan manusia. Yang disebut terakhir ini hanya dapat diketahui oleh
manusia melalui firman atau wahyu Tuhan, yakni Yesus Kristus.
7.
Manusia
Manusia adalah makhluk
Tuhan yang pada mulanya diciptakan sesuai dengan gambar Allah. Manusia pertama,
Adam, ditempatkan dalam sebuah taman yan subur dan indah dengan ketentuan agar
memelihara dan mengelolanya, disertai peringatan: “Dari sekalian pohon di taman
ini boleh kau makan, tapi dari pohon pengetahuan baik dan jahat ini tak boleh
kau makan buahnya; apabila kau makan daripadanya kau mesti mati”. (Gen. I
26:15).
Tubuh dan jiwa manusia
diciptakan pula oleh Tuhan. Dengan jiwa itu manusia memperoleh kehidupan. Jiwa
manusia itu berakal, dapat mengetahui, berkehendak dan dapat memilih dengan
bebas seperti malaikat. Karena jiwa itu berwujud roh, maka tidak dapat mati.
Roh manusia sebagai ciptaan Tuhan lebih tinggi kedudukannya dari
ciptaan-ciptaan lainnya. Roh manusia menyerupai Tuhan. Itu berarti Tuhan
mengasihi manusia agar ia kelak hidup kekal, dan Tuhan memberi bahagian
kehidupan Tuhan yang disebut kehidupan berahmat. Inilah yang disebut
“anugerah”. Karena kehidupan berahmat itu pulalah maka manusia pertama, yaitu
Adam dan Hawa, menjadi anak Allah dan serupa dengan Allah.
Adam dan Hawa, pada
mulanya, dalam kehidupan mereka mempunyai keinginan yang baik-baik saja, tidak
ada niat yang jelek. Hal ini tidak lain karena mereka berdua hidup di hadirat
Allah dalam taman firdaus. Manusia pertama juga tidak merasakan segala
sengsara, bahkan tidak akan terkena mati dan akan hidup selam-lamanya.
Kehidupan seperti itulah yang semestinya dinikmati oleh manusia keturunan
mereka. Akan tetapi, sebagaimana halnya malaikat, Adam dan Hawa juga menempuh
masa percobaan berupa larangan makan buah pengetahuan. Apabila manusia pertama
melanggar larangan, maka akan hilang “kehidupan berahmat”, yang dimilikinya da
akan keluar dari taman firdaus serta akan terkena maut. Karena godaan syetan
yang berbentuk ular, maka manusia jatuh ke dalam dosa. Pertama kali ular
mendatangi Hawa, bukan Adam, untuk menggodanya, dengan mengatakan kepadanya
bahwa pohon yang dilarang memakannya itu tidak akan menyebabkan terkena mati
sekalipun memakannya. Bahkan ular juga mengatakan bahwa jika Hawa memakan buah
pohon tersebut ia akan menjadi seperti Tuhan, yakni dapat mengetahui mana yang
baik dan mana yang jelek. Hawa tergoda sehingga memakan buah larangan. Adam
kemudian juga ikut memakannya.
8.
Dosa Asal
Pelanggaran yang
dilakukan oleh Adam berakibat lebih lanjut kepada keturunannya, yaitu beban
yang disebut dosa asal. Karena dosa Adam maka manusia tidak lagi memperoleh
kehidupan yang berahmat. Manusia akan terkena mati, suatu hal yang seharusnya
tidak akan terjadi jika Adam tidak melanggar larangan. Manusia telah menetang
Tuhan, dan ingin menyamai Tuhan. Akibat yang lain ialah manusia memiliki
kecenderungan berbuat jahat sebagai akibat keinginan manusia kepada kesenangan
duniawi yang tidak berimbang, seperti ingin harta benda, kenikmatan, kedudukan
dan sebagainya. Keinginan-keinginan jahat manusia itu adalah sombong, kikir,
berbuat cabul, iri hati, rakus, marah dan malas. Tujuh macam keinginan jahat
ini merupakan sumber bagi dosa-dosa lainnya sehingga disebut dengan dosa pokok.
Itu semua adalah akibat Adam mempergunakan akal dan kehendaknya secara bebas.
Dosa manusia terhadap Tuhan, yakni keinginan menyamai dan menetang Tuhan,
merupakan pencemaran terhadap kemuliaan dan kehormatan Tuhan sebagai Pencipta. Dosa
yang demikian hebat itu tidak ada yang dapat mengampuninya, tidak ada yang
dapat menebusnya apalagi oleh manusia yang penuh dosa. Mengembalikan kesucian
Tuhan hanya dapat dilakukan oleh dan dengan Tuhan sendiri.
Sekalipun dikatakan bahwa
manusia memiliki dosa asal, namun menurut keyakinan Roma Katolik, ada
seseorang, dan hanya satu-satunya, yang tidak mempunyai dosa asal, yaitu Maria,
ibunda Tuhan Yesus. Hanya dialah yang luput dari dosa berkat anugerah yang luar
biasa dari Tuhan. \
SISTEM ETIKA AGAMA KATOLIK
Gereja Katolik memakai
“Sepuluh Perintah Tuhan”, yang disampaikan Allah kepada Nabi Musa di gunung
Sinai sebagai pedoman hidup yang harus direalisasikan dalam kehidupan
sehari-hari umatnya untuk mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.
Yesus Kristus mengakuhkan kesepuluh perintah tersebut dalam kehidupannya, dan
yang paling tampak diutamakn adalah sikap cinta kasih, yakni mencintai Allah
dan mencintai sesama manusia sehingga akhirnya merupakan hukum pokok gereja.
Kesepuluh perintah Tuhan tersebut adalah:
a. Jangan memuja berhala, berbaktilah kepada-Ku saja dan cintailah Aku lebih
dari segala sesuatu.
b. Jangan menyebut nama Allah, Tuhanmu, tidak dengan hormat.
c. Kuduskanlah dari Tuhan.
d. Hormatilah ibu-bapakmu.
e. Jangan membunuh.
f. Jangan berbuat cabul.
g. Jangan mencuri.
h. Jangan naik saksi dusta terhadap sesama manusia.
i.
Jangan ingin berbuat
cabul.
j.
Jangan ingin
akan milik sesama manusia secara tidak adil.
Kesepuluh perintah Allah
tersebut merupakan hukum Allah yang diakui kebenarannya oleh suara hati
manusia. Oleh karena itu suara hati
manusia akan selalu menganjurkan kepada yang baik, dan akan menegur seseorang
bila ia mengerjakan yang jelek. Karena suara hati dapat sesat karena dosa asal,
maka gereja Roma Katolik mengajarkan agar selalu berpedoman kepada perintah
Allah, mengambil teladan dari Yesus dan patuh kepada perintah-perintah gereja.
Secara singkat hal-hal yang berkaitan dengan kespeuluh perintah-perintah
gereja. Secara singkat hal-hal yang berkaitan dengan kesepuluh perintah Tuhan
tersebut akan dikemukakan sebagai berikut.
PERINTAH PERTAMA
Perintah pertama adalah
agar manusia hanya menyembah Allah, yaitu Allah Bapa, sebagai Pencipta langit
dan bumi. Mempertuhankan suatu makhluk adalah berarti menyembah berhala. Cara
menghormat dan memuji Tuhan dapat dengan melakukan ibadat batin, yakni berdoa
dalam hati, dapat pula dengan ibadat lahir seperti dengan menyanyi, mengatup
tangan, berlutut, dengan lilin yang menyala, musik, perhiasan di altar atau
dengan pakaian-pakaian liturgi. Di samping itu, umat Katolik juga mengadakan
penghormatan kepada Allah melalui upacara-upacara yang bersifat umum.
PERINTAH KEDUA
Perintah kedua adalah
menjunjung tinggi nama Allah, atau menyebut nama Allah dengan sopan. Sebagai
contoh, orang yang bersumpah di muka pengadilan dengan menyebut nama Allah
untuk memperkuat keterangan tentang sesuatu hal, maka ia harus menjamin bahwa
apa-apa yang disampaikan itu benar. Atau jika ia berjanji di bawah sumpah
dengan saksi Allah, maka ia wajib memenuhinya. Apabila seseorang memberikan
keterangan yang palsu, atau ingkar janji, maka ia akan menanggung beban dosa
berat. Sumpah palsu merupakan kejahatan yang besar.
PERINTAH KETIGA
Perintah mengkuduskan
hari Tuhan berarti menghormati hari-hari raya Kristen seperti Hari Minggu dan
peringatan Santa Perawan Maria. Hari raya yang paling penting ialah hari raya
Paskah. Pada hari raya Minggu dan hari raya yang diwajibkan, umat Katolik
diwajibkan berkumpul untuk merayakan ekaristi dan mendengarkan kabar gembira
Yesus Kristus dengan hormat disertai minat yang besar. Perintah tersebut
berlaku bagi mereka yang paling tidak, sudah berumur tujuh tahun. siapa yang
tidak mengikuti misa hari Minggu tanpa alasan yang kuat, maka akan berdosa
berat. Mengikuti perayaan misa kudus tdak boleh melalui radio atau televisi.
PERINTAH KEEMPAT
Penghormatan kepada kedua
orangtua didasarkan pada poko pandangan bahwa orangtua merupakan pengganti
Allah karena orangtua memberikan petunjuk ke surga. Oleh karena itu sudah
sepantasnya jika orang beriman, hormat, taat, cinta, dan berterima kasih kepada
mereka. Berlaku hormat dapat terwujud sopan dalam berbicara kepada mereka dan
rendah hati terhadap mereka. Cinta kasih seseorang kepada orangtuan dapat
dibuktikan dengan mendoakan mereka, membantu mereka di hari tua sekalipun
orangtua tidak menurut perintah Tuhan. Bila orangtua tetap ingkar terhadap
Tuhan, maka hendaknya didoakan agar mereka kembali ke jalan Allah. Taat kepada
perintah orangtua adalah wajib selama perintah tersebut tidak bertentangan
dengan kehendak Tuhan. Kewajiban patuh kepada orangtua menjadi gugur jika sewaktu-waktu
tidak serumah lagi dengan mereka. Akan tetapi cinta kasih dan hormat kepadanya
tetap berlaku dan tetap harus dipelihara terus-menerus sepanjang masa.
PERINTAH KELIMA
Tubuh
manusia dapat menjadi bait Allah setelah menerima permandian. Putra Allah pun
mengambil bentuk tubuh dunia ini. Akhirnya Tuhan juga akan membangkitkan tubuh
manusia di akhirat. Oleh karena itu orang juga harus menghormati tubuhnya
dengan baik. Melalaikan kebutuhan badan adalah berdosa, tetapi memenuhi
kebutuhan secara berlebihan juga berdosa. Orang tidak boleh menyakiti dan
menyiksa badannya sampai tingkat yang berbahaya karena ha itu merupakan dosa
berat, terutama kalau sengaja bunuh diri berarti ia memutus kesempatan berbakti
kepada Allah dan mendatangkan penderitaan kepada orang lain. Tetapi dalam
keadaan tertentu orang diperbolehkan mempertaruhkan hidupnya atas dasar iman
atau demi keselamatan sesama manusia.
PERINTAH KEKENAM DAN
KESEMBILAN
Prinsip
cinta kasih berlaku dalam hubungan suami istri yang telah didikat dalam tali
perkawinan. Agar hubungan suami istri tetap serasi dan harmonis maka kepada
mereka diberikan sakramen. Kerusakan hubungan antar kedua sejoli tadi merupakan
dosa yang berakibat merusak jalan menuju surga terutama bila sampai ketingkat
perceraian. Yesus bersabda: “Barang apa yang telah disatukan Tuhan, janganlah
diceraikan manusia” (Mat. 5:28). Rusaknya hubungan suami istri dapat berawal
dari adanya keinginan kotor untuk menginginkan istri orang lain.
PERINTAH KETUJUH DAN
KESEPULUH
Perintah
ini berbunyi: “Jangan mencuri” dan “Jangan ingin milik sesama manusia secara
tak adil”. Manusia berhak memiliki sesuatu sekedar cukup untuk memelihara
keluarganya, sebab apabila tidak, maka akan merugikan semangat seseorang. Namun
yang paling penting adalah agar dalam memperoleh sesuatu dengan cara halal.
Barangsiapa memperoleh sesuatu dengan jalan mencuri atau menipu berarti barang
tersebut bukan miliknya.
PERINTAH KEDELAPAN
Gereja
Katolik sangat cinta terhadap kebenaran, yaitu berbuat dan berbicara sesuai
yang kita pikirkan. Itu adalah suatu kebijakan yang luhur. Jika seseorang cinta
terhadap kebenaran maka hal tersebut akan membuat orang lain percaya kepadanya.
Karena itu berdosalah orang yang melanggar karena ia berdusta.
Referensi
: Djam’annuri. Agama Kita.
Perspektif Sejarah Agama-agama. Cet.II. Yogyakarta: LESFI, 2002.