Minggu, 02 Juni 2013

Bagaimana Hubungan Filologi dengan Tafsir Hadits....???


Filologi, inilah salah satu mata kuliah yang sangat saya gemari di semester 2 ini. Filologi adalah salah satu ilmu yang mempelajari tentang naskah-naskah atau manuskrip-manuskrip masa lampau. Filologi juga mengajarkan kita tentang bagaimana mengungkap pemikiran, perasaan dan informasi-informasi masa lampau, dan juga pengkajian terhadap manuskrip-manuskrip masa lampau. Kemudian filologi juga mengungkap tentang ilmu-ilmu keislaman klasik.
Kita sebagai generasi penerus bangsa dan negara khususnya negara Indonesia yang kita cintai ini, harus memiliki semangat dan jiwa muda untuk menyuarakan naskah-naskah klasik yang bisu, dan memiliki keinginan yang besar untuk menginterpretasi isi-isi naskah tersebut. Di zaman sekarang, seiring berjalannya waktu, filologi mengalami perkembangan, terutama di kalangan para mahasiswa-mahasiswa yang ada di perguruan tinggi di seluruh dunia. Salah satu Universitas yang terdapat mata kuliah tentang ilmu filologi yaitu UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Yogyakarta merupakan sebuah kota budaya yang memberikan akses kepada mahasiswa untuk memiliki pengalaman mendekati naskah-naskah klasik.
Filologi terdapat di beberapa fakultas, yang merupakan mata kuliah inti khusus untuk mendukung mata kuliah lain seperti sejarah, bahasa, sosial budaya, dan tafsir hadits. Di sini Filologi juga memiliki tujuan yaitu untuk membekali mahasiswa dengan beberapa teori dan metode penelitian filologi. Sebagai mahasiswa juga disiapkan atau diajarkan untuk lebih terampil menggunakan teori dan metode filologi untuk menghadapi naskah-naskah masa lampau dan juga mempersiapkan diri untuk mendapatkan rujukan dan referensi yang digolongkan sebagai naskah klasik untuk beberapa penelitian seperti Tafsir, hadits, sejarah dan ilmu-ilmu yang lain.
Kemudian timbul pertanyaan, apa hubungannya ilmu filologi dengan tafsir dan hadits? Kita semua pasti  mengetahuinya, bahwa sumber ajaran Islam dapat kita peroleh melalui naskah-naskah termasuk naskah klasik pada masa lampau. Wilayah Tafsir dan Hadits merupakan salah satu sasaran dan memiliki peran penting dan juga memiliki muatan teks yang relevan dengan teks atau naskah masa lampau.
Untuk itu, filologi dapat dijadikan salah satu alternatif metode dalam menghadapi suatu naskah klasik yang berhubungan dengan Tafsir dan Hadits. Pengkajian terhadap isi suatu naskah atau teks tidak hanya melibatkan ilmu-ilmu yang terkait erat dengan Alquran dan Hadits, akan tetapi juga melibatkan keilmuan lain seperti ilmu sejarah, bahasa, dan sosial humaniora. Kemudian proses pembacaan dan penyalinan naskah dari satu orang ke orang lain pun dapat terbaca melalui keilmuwan filologi tersebut. Dengan demikian, integrasi dan interkoneksi  mata kuliah filologi terdapat dalam tataran materi, terutama terkait dengan analisis teks.
Menjadi suatu hal yang sangan mudah apabila filologi dijadikan untuk wilayah tafsir dan hadits, karena dapat kita lihat bahwa kompetensi mahasiswa jurusan  Tafsir Hadits yang mayoritas merupakan alumni pondok pesantren yang mengenal tradisi pernaskahan. Dengan belajar filologi kita juga dapat mengetahui mahthuthat-mahthuthat yang ada dari seluruh dunia, kemudian kita dapat mengkajinya dengan melihat kesalahan-kesalahan baik dari segi tulisan (paleografi), kertas, jenis khat, watermark, tinta, bahasa, rasm tulisan, iluminasi, dan qira’ahnya.
Untuk menjadi seorang filolog, terlebih dahulu untuk memahami tentang cara-cara kerja filolog. Dalam ilmu filologi ada empat cara kerja seorang filolog yaitu: Transkripsi yaitu pemindahan (alih tulisan), Transliterasi yaitu alih aksara, Terjemah yaitu alih bahasa, dan Interpretasi yaitu Pemaknaan yang lebih lanjut atau memeberikan penjelasan yang lebih luas. Kemudian dalam ilmu filologi, menjadi hal yang sangat luar biasa pentingnya untuk mengetahui kondisi sosial teks baik dari internal (kolofon, watermark dan gambar yang ada dalam naskah-naskah klasik pada masa lampau.), maupun dari segi eksternal yaitu sejarah penyimpanan naskah atau teks lain seperti mencari tahun Masehi dan Hijriyah terhadap teks. Kita juga dapat memahami teks dari angka-angka yang tertera di dalam teks, yang mana setiap angka tersebut memiliki makna tersendiri dalam ilmu filologi.
Naskah-naskah klasik dapat kita jumpai di seluruh belahan dunia, ada beberapa negara yang menyimpan naskah-naskah kuno seperti Jerman, Prancis, Firlandia, Inggris dan juga termasuk Negara Nusantara (Indonesia). Di Indonesia sendiri juga menyimpan banyak naskah seperti Aceh, Keraton Yogyakarta, Surakarta,  Perpustakaan-perpustakaan besar yang ada di Jakarta, dan dari berbagai daerah lainnya. Dan di beberapa Universitas seperti UIN Sunan Kalijaga, UGM, UI juga menyimpan banyak naskah-naskah klasik. Naskah-naskah tersebut ada sebagian yang sudah dikaji dan ada juga yang belum di kaji.
Kita sebagai Mahasiswa Indonesia khususnya, generasi penerus Bangsa dan Negara tercinta ini, memiliki kewajiban untuk menyelamatkan naskah-naskah tersebut dan mengkajinya bersama. Ilmu filologi inilah yang menjadi sebuah alternatif metode untuk menghadapi naskah-naskah klasik tersebut. Hasil dari pengkajian tersebut nantinya  akan memberikan manfaat bagi masyarakat bahkan for people in the world.


1 komentar: