Filologi, inilah salah satu mata kuliah yang sangat saya gemari di semester
2 ini. Filologi adalah salah satu ilmu yang mempelajari tentang naskah-naskah
atau manuskrip-manuskrip masa lampau. Filologi juga mengajarkan kita tentang
bagaimana mengungkap pemikiran, perasaan dan informasi-informasi masa lampau,
dan juga pengkajian terhadap manuskrip-manuskrip masa lampau. Kemudian filologi
juga mengungkap tentang ilmu-ilmu keislaman klasik.
Kita sebagai generasi penerus bangsa dan negara khususnya negara Indonesia
yang kita cintai ini, harus memiliki semangat dan jiwa muda untuk menyuarakan
naskah-naskah klasik yang bisu, dan memiliki keinginan yang besar untuk
menginterpretasi isi-isi naskah tersebut. Di zaman sekarang, seiring
berjalannya waktu, filologi mengalami perkembangan, terutama di kalangan para mahasiswa-mahasiswa
yang ada di perguruan tinggi di seluruh dunia. Salah satu Universitas yang terdapat
mata kuliah tentang ilmu filologi yaitu UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Yogyakarta
merupakan sebuah kota budaya yang memberikan akses kepada mahasiswa untuk
memiliki pengalaman mendekati naskah-naskah klasik.
Filologi terdapat di beberapa fakultas, yang merupakan mata kuliah inti
khusus untuk mendukung mata kuliah lain seperti sejarah, bahasa, sosial budaya,
dan tafsir hadits. Di sini Filologi juga memiliki tujuan yaitu untuk membekali
mahasiswa dengan beberapa teori dan metode penelitian filologi. Sebagai mahasiswa
juga disiapkan atau diajarkan untuk lebih terampil menggunakan teori dan metode
filologi untuk menghadapi naskah-naskah masa lampau dan juga mempersiapkan diri
untuk mendapatkan rujukan dan referensi yang digolongkan sebagai naskah klasik
untuk beberapa penelitian seperti Tafsir, hadits, sejarah dan ilmu-ilmu yang
lain.
Kemudian timbul pertanyaan, apa hubungannya ilmu filologi dengan tafsir dan
hadits? Kita semua pasti mengetahuinya,
bahwa sumber ajaran Islam dapat kita peroleh melalui naskah-naskah termasuk
naskah klasik pada masa lampau. Wilayah Tafsir dan Hadits merupakan salah satu
sasaran dan memiliki peran penting dan juga memiliki muatan teks yang relevan
dengan teks atau naskah masa lampau.
Untuk itu, filologi dapat dijadikan salah satu alternatif metode dalam
menghadapi suatu naskah klasik yang berhubungan dengan Tafsir dan Hadits. Pengkajian
terhadap isi suatu naskah atau teks tidak hanya melibatkan ilmu-ilmu yang
terkait erat dengan Alquran dan Hadits, akan tetapi juga melibatkan keilmuan
lain seperti ilmu sejarah, bahasa, dan sosial humaniora. Kemudian proses
pembacaan dan penyalinan naskah dari satu orang ke orang lain pun dapat terbaca
melalui keilmuwan filologi tersebut. Dengan demikian, integrasi dan
interkoneksi mata kuliah filologi
terdapat dalam tataran materi, terutama terkait dengan analisis teks.
Menjadi suatu hal yang sangan mudah apabila filologi dijadikan untuk
wilayah tafsir dan hadits, karena dapat kita lihat bahwa kompetensi mahasiswa
jurusan Tafsir Hadits yang mayoritas
merupakan alumni pondok pesantren yang mengenal tradisi pernaskahan. Dengan belajar
filologi kita juga dapat mengetahui mahthuthat-mahthuthat yang ada dari seluruh
dunia, kemudian kita dapat mengkajinya dengan melihat kesalahan-kesalahan baik
dari segi tulisan (paleografi), kertas, jenis khat, watermark, tinta, bahasa, rasm
tulisan, iluminasi, dan qira’ahnya.
Untuk menjadi seorang filolog, terlebih dahulu untuk memahami tentang
cara-cara kerja filolog. Dalam ilmu filologi ada empat cara kerja seorang
filolog yaitu: Transkripsi yaitu pemindahan (alih tulisan), Transliterasi yaitu
alih aksara, Terjemah yaitu alih bahasa, dan Interpretasi yaitu Pemaknaan yang
lebih lanjut atau memeberikan penjelasan yang lebih luas. Kemudian dalam ilmu
filologi, menjadi hal yang sangat luar biasa pentingnya untuk mengetahui
kondisi sosial teks baik dari internal (kolofon, watermark dan gambar yang ada
dalam naskah-naskah klasik pada masa lampau.), maupun dari segi eksternal yaitu
sejarah penyimpanan naskah atau teks lain seperti mencari tahun Masehi dan
Hijriyah terhadap teks. Kita juga dapat memahami teks dari angka-angka yang
tertera di dalam teks, yang mana setiap angka tersebut memiliki makna
tersendiri dalam ilmu filologi.
Naskah-naskah klasik dapat kita jumpai di seluruh belahan dunia, ada
beberapa negara yang menyimpan naskah-naskah kuno seperti Jerman, Prancis, Firlandia,
Inggris dan juga termasuk Negara Nusantara (Indonesia). Di Indonesia sendiri
juga menyimpan banyak naskah seperti Aceh, Keraton Yogyakarta, Surakarta, Perpustakaan-perpustakaan besar yang ada di
Jakarta, dan dari berbagai daerah lainnya. Dan di beberapa Universitas seperti
UIN Sunan Kalijaga, UGM, UI juga menyimpan banyak naskah-naskah klasik. Naskah-naskah
tersebut ada sebagian yang sudah dikaji dan ada juga yang belum di kaji.
Kita sebagai Mahasiswa Indonesia khususnya, generasi penerus Bangsa dan
Negara tercinta ini, memiliki kewajiban untuk menyelamatkan naskah-naskah
tersebut dan mengkajinya bersama. Ilmu filologi inilah yang menjadi sebuah
alternatif metode untuk menghadapi naskah-naskah klasik tersebut. Hasil dari
pengkajian tersebut nantinya akan memberikan
manfaat bagi masyarakat bahkan for people in the world.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus